Beton

Moulding Beton Pracetak Pembuatan dan Prakitannya

Moudling Beton Pracetak Pembuatan dan Prakitannya

Moulding beton pracetak memiliki beberapa persyaratan untuk mendapatkan hasil beton berkualitas. Selain itu, terdapat cara perawatan, proses perakitan khusus

Moulding beton pracetak merupakan salah satu unsur penting dalam proses pembuatan dan produksi beton pracetak. Kebutuhan biaya yang dibutuhkan dalam pengadaan cetakan memerlukan dana besar dari keseluruhan biaya yang dibutuhkan.

Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Untuk Moulding Beton

Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk moulding beton pracetak sebagai berikut:

  1. Volume stabil : hal ini dapat membuat dimensi pada beton memiliki ukuran yang akurat
  2. Penggunaan berulang kali : pengadaan berulang kali dapat menekan kebutuhan biaya yang dibutuhkan
  3. Kemudahan pemindahan dan rapat air : air dari agregat tidak dapat rembes maupun keluar dari cetakan.
  4. Daya lekat rendah : daya pelekatan yang rendah terhadap beton yang sudah siap diangkat. Tentunya, hal ini memudahkan dalam membersihkannya
  5. Penggunaan untuk beragam bentuk : penggunaannya dapat diproduksi untuk berbagai jenis kebutuhan bentuk sehingga dinilai lebih fleksibel.

Proses fabirkasi pada beton pracetak dapat memakai moulding atau cetakan yang terbuatĀ  dari plat baja. Penggunaannya dapat dipakai secara berulang kali hingga mengurangi pembiayan pencetakan atau bekisting.

Sistem pada cetakan ialah rangkaian beragam bagian-bagian moulding yang dapat dilakukan pemasangan dan dapat dibuka dengan sangat mudah. Kemudian, dapat dilakukan pemasangan tulangan secara terus-menerus pada cetakan dan proses pengecoran.

Hal tersebut dapat dilakukan setelah melakukan pemeriksaan secara detail agar tidak dijumpai kesalahan saat pembesian. Pengerjaan ini biasa dilakukan dalam jumlah banyak. Namun, tetap bergantung pada kuantitas cetakan yang disediakan saat di lapangan.

Baca juga:

Cetakan U Ditch
Cetakan Precast

Cara Perawatan Moulding Beton Pracetak

Cetakan menggunakan bahan plat baja yang bisa digunakan berulang kali dengan tingkatan repitisi tinggi. Pengulangan cetakan dapat mempengaruhi biaya produksi. Apabila makin tinggi pengulangan maka makin rendah biaya untuk produksi.

Perawatan cetakan untuk tujuan pengiriman ke sebuah pulau yang jauh. Tentunya, menggunakan alat transportasi baik darat, udara maupun laut. Biasanya, membutuhkan waktu yang lama dan diharuskan terlindung dari bahaya perkaratan atau korosi.

Apabila proses pengiriman menggunakan kapal laut. Saat melakukan packing perlu diperhatikan dengan baik agar terhindar dari proses penguapan garam laut. Penggunaan sebelum maupun sesudah proses mencetak moulding peru dilakukan pengolesan oli secara merata.

Baca juga:

Harga U Ditch

Proses Perakitan Cetakan atau Moulding Beton Pracetak

Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam proses instalasi cetakan. Beberapa diantara meliputi, muka tanah untuk meletakkan cetakan harus rata, membuat dudukan cetakan yang terbuat dari beton. Posisi harus melintang pada moulding.

Lalu, menempatkan cetakan berada di atas dudukan dengan letak yang tepat dan benar. Apabila ingin terhindar dari berbagai kesalahan. Maka, perlu memahami konsep shop drawing cetakan.

Terdapat satu alasan penempatan struktur pracetak dianggap lebih ekonomis. Apabila dibandingkan dengan strukut yang diterapkan di tempat atau cast in situ. Alasan tersebut dikarenakan pemakaian moulding tidak memiliki banyak variasi.

Baca juga:

Harga Pagar Panel Beton

Selain itu, penggunaannya dilakukan secara berulang kali. Selain itu, mutu yang diperoleh biasanya baik. Hal ini disebabkan pelaksanaannya dilakukan sesuai standar baku. Tidak hanya itu, proses pemeriksaan dan pengawasan dilakukan secara ketat menggunakan komputer.

Moulding Precast

Faktor yang Menjadi Pertimbangan Pembuatan Moulding Beton Pracetak

Pembuatan moulding perlu memperhatikan beberapa hal untuk memutuskan sebuah cara untuk membuat cetakan. Beberapa diantaranya meliputi:

  1. Kondisi Bangunan
    Hal ini menjadi alasan utama dalam sistem perkuatan pada sebuah bekisting untuk mendapatkan hasil pengukuran struktur berkualitas. Metode ini dipakai untuk bangunan berstruktur dan berukuran besar. Namun hal ini tidak sesuai diaplikasikan pada dimensi berukuran kecil.
  2. Luasan Bangunan
    Pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan bahan material secara berulang kali. Biasanya, tahap ini memiliki siklus pada penggunaan material.
    Luasan bangunan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam penentuan siklus pemakaian bahan material bekisting yang memiliki pengaruh terhadap harga satuan pekerjaan.
  3. Kesiapan dan Ketersediaan Alat
    Hal ini perlu menjadi bahan pertimbangan dalam pencarian bahan material maupun alat yang akan dipakai sesuai metode bekisting. Selain itu, terdapat beragam faktor yang perlu diperhatikan.
    Beberapa diantaranya meliputi, waktu pengerjaan proyek, harga material, upah pekerja, transportasi dan lain sebagainya. Setelah, melihat faktor-faktor tersebut dapat menentukan metode yang akan dipilih.