Konstruksi

Jenis Beton Untuk Kolam Renang dan Tahapannya

Jenis Beton Untuk Kolam Renang dan Tahapannya

Beton Kolam Renang terdapat beberapa tahapan agar proses pembangunan tidak mengalami kebocoran. Beberapa diantaranya meliputi, grouting, pengujian rendaman dan waterproofing.

Hal utama yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengecoran beton kolam renang yaitu batasan kualitas beton dengan aturan standar K-225. Penggunaan beton standar ini dapat dibuat sendiri maupun readymix.

Apabila menginginkan pembuatan beton sendiri. Perlu memperhatikan komposisi bahan dengan perbandingan semen, pasir dan batu split (1:1,5:2,5). Penggunaan pasir yang baik untuk menghasilkan beton berkualitas dan sesuai standar lebih baik memilih pasir bangka atau lampung. Hal tersebut dikarenakan pasir lebih halus, mudah berbaur dan melekat pada semen, bersih dan beton yang dihasilkan lebih kuat serta kokoh.

Baca juga:

Produk Jayamix Untuk Kolam Renang

Tahapan Penting dalam Pembetonan

Waktu yang dibutuhkan selama pengecoran beton diperlukan sekitar 8 jam dalam sehari. Saat pengecoran usahakan tidak ada jeda lama. Selain itu, penggunaan lem beton dapat dilakukan usahakan tidak mengencerkannya dengan air.

Apabila beton sudah mulai dibuat adonan, jangan lupa untuk menyiapkan alat vibrator untuk melakukan pengetesan pada hasil beton. Kualitas beton yang baik tidak mudah mengalami keropos dan tepat digunakan untuk pembangunan kolam renang.

Pengecoran beton untuk membangun kolam renang usahakan membuatnya langsung jadi terutama pada bagian lantai dan sisi dinding. Hal ini dilakukan untuk mengatasi resiko kebocoran. jika harus ditunda saat melakukan pengecoran maka sebaiknya dilakukan pemasangan waterstop untuk mengurangi resiko kebocoran.

Grouting Beton Kolam Renang

Grouting dilakukan untuk melakukan perbaikan pada sambungan beton yang mengalami kerusakan atau sambungan tidak rapat. Selain itu, beton yang kurang menempel juga perlu dilakukan injeksi. Proses pengerjaan ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian rendam beton. Proses grouting perlu dilakukan untuk memaksimalkan pemberian garansi kebocoran agar kolam renang tidak mengalami kebocoran dalam waktu yang lama.

Proses grouting dapat dilakukan dengan dua cara yaitu manual dan tekanan kompresor. Penggunaan cara konvesional atau manual dapat dilakukan dengan menggunakan alat pompa. Sebenarnya, penggunaan pompa dianggap efektif dan efisien. Namun, keberadaannya tidak banyak dijual di pasaran. Bahan-bahan yang perlu disiapkan dalam proses injeksi yaitu waterplak dan calgrout.

Baca juga:

Harga Ready Mix

Penggunaan 1 pond calgrout dengan kemasan berukuran setengah kilogram dilakukan kombinasi 2 sak semen dan air seperlunya. Setelah itu, melakukan pengadukan secara merata. Sedangkan, 1 pond waterplak dengan ukuran sekitar 1 kilogram dilakukan pencampuran semen sebanyak 1 kilogram. Setelah itu, lakukan penambahan air dan mengaduknya secara merata.

Beton Kolam Renang

Pengujian Rendaman Beton Kolam Renang

Setelah melakukan grouting, maka tahapan selanjutnya melakukan pengujian rendaman beton kolam renang. Apabila, beton yang diinjeksi sudah selesai dan kering maka dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah proses grouting berhasil dan tidak ada kebocoran dengan melakukan perendaman. Test ini dilakukan dalam kurun waktu 5 hari secara terus-menerus kecuali tidak terjadi turun hujan.

Waterproofing Beton Kolam Renang

Pengujian rendam beton dilakukan sebelum melakukan waterproofing. Proses perendaman beton dapat diketahui mengalami bocor atu tidak melakukan perhitungan. Penguapan. Caranya, kurang lebih 1 hingga 1,5 cm  dikalikan luas penampang (bibir kolam) per hari.

Pelapisan waterproofing dilakukan dengan menggunakan system coating. Pengaplikasiannya memang perlu dilakukan pada beton kolam renang. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi beton agar tidak mengalami bocor dan mengurangi tingkat kebocoran struktur. Penggunaan pelapisan waterproofing dengan memanfaatkan coating kurang bisa menahan tekanan air pada kolam.

Baca juga:

Harga U Ditch

Cara melakukan pelapisan beton dengan memanfaatkan waterproofing dengan system coating dengan membasahi beton. Selanjutnya, melakukan pembersihan beton dari kotoran maupun debu melekat. Selain itu, dapat menggunakan angin kompresor dengan cara disemprot.

eton yang sudah dibersihkan lalu diolesi dengan waterproofing dengan memanfaatkan kuas. Sebelum mengering, lakukan pengulangan minimal 2 kali. Namun, pengulangan dapat dilakukan minimal 3 kali pada bagian sudut-sudut dan area bekas injeksi.

Pelapisan dengan menggunakan waterproofing dengan melakukan pembasahan dengan menggunakan air bersih. Cara mengaplikasikannya dengan menggunakan spons. Setelah itu, dilakukan penyiraman secara halus dengan menggunakan tangan secara rata. Lalu, gunakan semen agak encer untuk mengoleskannya.

Setelah cairan diolesi secara rata dengan luasan sekitar 2 m2.. Maka selanjutnya, dilakukan screed pada permukaannya. Bahan yang digunakan untuk kamprot halus terdiri atas percampuran antara pasir dan semen yang sudah dilakukan pengayakan.

Penggunaan kamprot dilakukan dengan cara diaplikasikan pada beton yang sudah dilakukan waterproofing. Hal ini dilakukan untuk menjaga lapisan waterproof agar tidak mudah sobek sebelum dilakukan plesteran sebagai langkah finishing. Pengerjaan kamprot dilakukan pada bidang yang tidak terlalu luas. Hal ini dimaksudkan agar permukaan yang sudah dibasahi maupun diolesi cairan semen tidak mudah kering sebelum di-screed. Proses pengerjaan dilakukan secara bertahap dan menyeluruh.